Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

Warga Suak Nie Gelar Tradisi Jalateh, Tolak Bala di Bulan Safar

Warga Gampong Suak Nie, Kec. Johan Pahlawan, Aceh Barat menggelar Tradisi Jalateh sambil membawa obor mengelilingi Desa (19/8/2025) Photo : ARIFFAHMI

BSINews.id | Aceh Barat – Warga Gampong Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, menggelar tradisi Jalateh atau doa Ya Latif pada malam Rabu terakhir bulan Safar, Selasa malam (19/8/2025). Ritual ini dilakukan untuk menolak bala atau musibah yang diyakini sering turun di bulan Safar.

Tradisi Jalateh diawali usai salat Isya. Puluhan warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berjalan kaki mengelilingi kampung sambil membawa obor bambu berisi minyak tanah dan kain sumbu. Sepanjang perjalanan, zikir dikumandangkan dipimpin oleh teungku atau pemuka agama.

Iklan Dinas PUPR Aceh Barat
Sejumlah Anak-anak Warga Gampong Suak Nie, Kec. Johan Pahlawan, Aceh Barat terlihat membawa obor dalam Tradisi Jalateh mengelilingi Desa mereka (19/8/2025) Photo : ARIFFAHMI

Pada setiap persimpangan jalan, azan dikumandangkan sebagai simbol mengusir syaitan dan menjauhkan masyarakat dari marabahaya. Selain berzikir, warga juga berbagi sedekah berupa makanan atau kue yang disajikan di rumah-rumah sepanjang rute pawai.

Imam Masjid Gampong Suak Nie, Tgk. Ramazan, menjelaskan bahwa doa Ya Latif merupakan amalan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala bentuk bencana.

Ya Latif ini doa untuk menolak bala. Rasulullah bersabda, di bulan Safar banyak turunnya bala. Karena itu kita memohon doa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya, Ya Latif, Wahai Yang Maha Lemah Lembut. Semoga Allah menjauhkan kita dan seluruh umat dari musibah,” ungkap Tgk. Ramazan.

Ia menambahkan, tradisi Jalateh hanya digelar sekali dalam setahun, yaitu pada malam Rabu terakhir bulan Safar. Selain berzikir dan berdoa, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi masyarakat melalui kenduri kecil atau berbagi sedekah dari rumah ke rumah.

BACA JUGA:  Pemkab Aceh Barat Usulkan Program Prioritas DOKA 2026 Senilai Rp 43,6 Miliar dalam Rapat Bamus DPRK

Tradisi Jalateh diyakini sebagai warisan ulama terdahulu yang hingga kini masih dijaga masyarakat Aceh Barat. Selain sebagai bentuk doa bersama, Jalateh juga memperkuat nilai kebersamaan, gotong royong, dan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.

Penulis: ARIFFAHMIEditor: Redaksi