BSINews.id | Banda Aceh – Hari pertama menjalankan tugas sebagai Penasehat Gubernur Aceh Bidang Investasi dan Hubungan Luar Negeri, T. Emi Syamsyumi atau Abu Salam, langsung melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Rabu (24/9/2025).
Agenda perdana tersebut difokuskan pada pemaparan program kerja sekaligus membahas peluang investasi pengelolaan limbah B3 di sektor kesehatan.
Plh Direktur Utama RSUDZA, dr. Arifatul Khorida, menyambut kehadiran Abu Salam bersama jajaran manajemen rumah sakit. Ia menegaskan kesiapan RSUDZA untuk berkolaborasi mendukung visi-misi Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), khususnya di bidang kesehatan dan tata kelola lingkungan.
“Investasi pengelolaan limbah rumah sakit merupakan kebutuhan mendesak. Langkah ini sejalan dengan visi-misi Gubernur Aceh menghadirkan pelayanan kesehatan modern, ramah lingkungan, dan transparan,” ujar Arifa, Rabu (24/9/2025).
Dalam paparannya, Abu Salam menekankan bahwa pengelolaan limbah medis merupakan bagian penting dari program penguatan investasi Aceh. Selain untuk menjaga lingkungan, langkah ini juga membuka ruang bagi investor yang bergerak di bidang pengolahan limbah.
“RSUDZA adalah etalase pelayanan kesehatan di Aceh. Pengelolaan limbah harus berstandar internasional. Kami akan fasilitasi peluang investasi agar terbangun hazardous waste facility skala provinsi yang terintegrasi,” ungkap Abu Salam.
Sementara itu, Juru Bicara KPA Luwa Nanggroe, Umar Hakim Ilhami, mengapresiasi komitmen dr. Arifa dalam memperjuangkan skema remunerasi bagi tenaga medis yang tetap berjalan sesuai regulasi dan prinsip proporsionalitas. Menurutnya, kesejahteraan tenaga kesehatan harus berjalan seiring dengan peningkatan kualitas layanan publik.
“Remunerasi TPP dan jasa medis di RSUDZA, RS Jiwa, dan RSIA adalah bentuk penghargaan kepada tenaga kesehatan. Yang lebih penting, pelayanan publik tetap terjamin,” kata Umar.
Kunjungan perdana Abu Salam ke RSUDZA menjadi langkah awal sinergi antara pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan calon investor. Dengan payung kekhususan Aceh, tata kelola kesehatan kini diarahkan pada model transparan, modern, dan inklusif, meneguhkan visi Mualem yang menempatkan kesehatan sebagai sektor strategis pembangunan berkelanjutan.


