Neraca Perdagangan Aceh Mei 2025 Defisit USD 9,3 Juta

Batubara, penyumbang terbesar ekspor Aceh. (Ilustrasi: Pixabay)

BSINews.id | Banda Aceh – Provinsi Aceh mencatat defisit neraca perdagangan luar negeri sebesar USD 9,30 juta pada Mei 2025. Defisit ini terjadi akibat nilai impor yang lebih besar dibandingkan ekspor.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, Tasdik Ilhamudin, mengatakan bahwa nilai ekspor Aceh pada Mei 2025 mencapai USD 50,30 juta, turun 5,07 persen dibanding bulan April. Meski menurun secara bulanan, ekspor Aceh tercatat naik 22,62 persen secara tahunan (dibanding Mei 2024).

Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

“Kontributor utama ekspor Aceh masih didominasi oleh komoditas batubara, dengan nilai mencapai USD 38,95 juta. Batubara menjadi penyumbang utama yang dikirim ke negara tujuan, terutama India,” ujar Tasdik.

India tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD 37,30 juta. Disusul oleh Amerika Serikat sebesar USD 4,35 juta (dengan komoditas utama kopi dan rempah-rempah), serta Thailand dengan nilai USD 3,08 juta, juga untuk batubara.

Dari total ekspor, sebesar 77,80 persen dilakukan melalui pelabuhan yang ada di Aceh, sementara sisanya dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain, khususnya Sumatera Utara.

Sementara itu, nilai impor Aceh pada Mei 2025 sebesar USD 59,60 juta, naik signifikan sebesar 17,29 persen dibanding April. Dibanding Mei tahun lalu, lonjakan lebih besar terjadi, yaitu 57,60 persen.

Komoditas impor terbesar adalah gas butana/propana senilai USD 47,62 juta atau setara dengan 79,91 persen dari total impor. Barang ini diimpor dari Amerika Serikat. Komoditas penting lainnya yang diimpor adalah pupuk dari Rusia dan Tiongkok.

BACA JUGA:  Pelaku UMKM Lamkeunung Darussalam Sulap Ampas Kopi Jadi Briket LK Coffee

“Neraca dagang yang negatif ini menjadi catatan penting, terutama mengingat kecenderungan fluktuasi yang cukup tajam dalam setahun terakhir,” tambah Tasdik.