BSINews.id | Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, menyampaikan bahwa Gubernur Aceh telah menetapkan sekolah unggul di seluruh kabupaten/kota sebagai bagian dari program peningkatan kualitas pendidikan di daerah. Program ini juga mencakup penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar dapat bersekolah di lembaga pendidikan unggulan tersebut.
“Saat ini, sudah ada Surat Keputusan (SK) dari Pak Gubernur yang menetapkan sekolah unggul di setiap kabupaten/kota, termasuk satu SMK penerbangan,” ujar Marthunis, di SMAN 10 Fajar Harapan, Jumat (08/10/2025).
Ia menjelaskan, keberadaan sekolah unggul Garuda yang diluncurkan di SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh menjadi contoh atau “jantung” yang memompakan semangat dan kualitas pendidikan ke sekolah-sekolah unggulan lainnya di Aceh.
“Harapan kami, ketimpangan kualitas pendidikan antara kota dan daerah bisa semakin kecil, bahkan nyaris tidak ada,” tegasnya.
Menurutnya, sekolah unggul tidak hanya menuntut fasilitas yang baik, tetapi juga sumber daya manusia yang unggul baik dari sisi tenaga pengajar maupun peserta didik. Tahun ini, penerimaan siswa di sekolah unggul dilakukan secara transparan melalui Computer Assisted Test (CAT) berbasis merit tanpa adanya titipan.
“Siapa pun yang nilainya tinggi akan diterima, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Pemerintah Aceh juga menyiapkan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu,” kata Marthunis.
Ia menambahkan, selain sekolah unggul, Pemerintah Aceh juga meluncurkan Sekolah Rakyat bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Program ini ditujukan untuk memastikan seluruh anak memiliki akses pendidikan yang layak dan tidak ada yang tertinggal.
“Masih ada sekitar 1.200 siswa SMA di Aceh yang tergolong rentan putus sekolah. Pemerintah terus berupaya membantu melalui beasiswa, dan kami juga mendorong peran guru untuk aktif mendampingi serta memberi motivasi belajar,” jelasnya.
Marthunis menegaskan, potensi siswa Aceh tidak kalah dengan daerah lain. “Anak-anak kita dari daerah terpencil pun mampu bersaing di tingkat nasional. Misalnya, ada siswa dari Nisam Utara yang kini mewakili Aceh dalam Olimpiade Fisika Nasional,” tuturnya.
Ia menutup dengan menegaskan komitmen Pemerintah Aceh untuk memastikan tidak ada anak yang kehilangan akses pendidikan, bahkan jika terjadi penyesuaian operasional sekolah di daerah tertentu.
“Kalau pun ada sekolah yang ditutup karena jumlah siswa minim, pemerintah wajib memastikan semua anak tetap bisa bersekolah di tempat terdekat,” pungkasnya.