BSINews.id | Banda Aceh – Crisis Management Initiative (CMI) menilai kesuksesan Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) merupakan pencapaian perdamaian yang patut diapresiasi, bahkan menjadi inspirasi bagi penyelesaian konflik di berbagai belahan dunia.
Perwakilan CMI, Minna Kukkonen Karlander, menyebut perjanjian yang telah berjalan selama dua dekade ini mampu bertahan karena komitmen kuat para pihak untuk menjaga keamanan dan menyelesaikan permasalahan secara damai.
“Ini adalah perjanjian yang sangat berhasil. Meskipun masih ada masalah yang belum selesai, komitmen untuk keamanan dan penyelesaian masalah jauh lebih kuat daripada tantangan yang ada,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis (14/8/2025).
Menurut Minna, keberhasilan MoU Helsinki tidak hanya relevan bagi Aceh, tetapi juga menjadi contoh yang dipelajari oleh pihak lain di dunia. Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap konflik memiliki konteks berbeda sehingga tidak bisa diselesaikan dengan cara yang persis sama.
“Aceh adalah model yang sangat hebat. Tentu saja ini sangat kontekstual bagi Aceh, tetapi juga menjadi inspirasi di konteks lain. Kita tidak bisa menyalin penyelesaiannya secara utuh, namun ini contoh bagus tentang apa yang mungkin dicapai,” jelasnya.
Mengenai perubahan kondisi Aceh pascaperdamaian, Minna menyoroti meningkatnya kebebasan dan kesempatan bagi generasi muda.
“Setelah 30 tahun konflik, sekarang anak-anak bisa pergi ke sekolah. Ada generasi muda yang bahkan tidak mengingat konflik. Ini pencapaian yang hebat,” tutupnya