Aceh Besar Gelar Festival Karya Seni dan Tunas Bahasa Ibu 2025

Pembukaan Festival Gelar Karya Seni dan Tunas Bahasa Ibu 2025 di Blang Bintang, Rabu (5/11/2025). Foto: Malika Islami Arifa.

BSINews.id | Aceh Besar – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Festival Gelar Karya Seni Gerakan Seniman Masuk Sekolah dan Festival Tunas Bahasa Ibu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2025, Rabu (5/11/2025) di halaman Kantor Camat Blang Bintang.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri Jalil, dan dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, Agus Jumaidi, beserta para kepala sekolah SD dan SMP dari berbagai kecamatan.

Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

Dalam laporannya, Agus Jumaidi menjelaskan bahwa festival ini bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas peserta didik di bidang seni dan budaya, sekaligus menumbuhkan apresiasi terhadap karya seni di lingkungan sekolah.

“Kegiatan ini digelar untuk mendorong siswa SD dan SMP menyalurkan bakatnya dalam bidang seni dan budaya. Melalui kegiatan ini, kita ingin meningkatkan kreativitas, pemahaman, dan apresiasi terhadap seni di kalangan pelajar,” ujar Agus.

Ia menambahkan, festival tahun ini diikuti oleh 775 peserta dari berbagai sekolah di Aceh Besar. Kegiatan akan berlangsung  mulai tanggal 18 hingga 19 November 2025, dan menampilkan sejumlah lomba seperti mendongeng (buhak), pidato, baca hadih (puisi), lagu jameun, calitra paneuk, dan mencagoek.

Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri Jalil, dalam sambutannya menyebut bahwa gelar karya seni seperti ini merupakan bagian penting dari pendidikan karakter di sekolah.

BACA JUGA:  PII Cabang Aceh Barat Latih Pelaksana Jasa Konstruksi, Kurdi: Butuh 2.021 Tenaga Terampil Bidang Kontruksi

Ia juga menyoroti pentingnya pelestarian bahasa daerah melalui Festival Tunas Bahasa Ibu yang menurutnya perlu lebih mengedepankan penggunaan bahasa Aceh.

“Festival ini bertujuan melestarikan bahasa daerah, tapi pelaksanaannya masih banyak memakai bahasa Indonesia. Ke depan, kegiatan seperti ini sebaiknya benar-benar menggunakan bahasa Aceh,” ujar Syukri.

Syukri menambahkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah mengeluarkan instruksi agar setiap hari Kamis seluruh kegiatan wajib menggunakan bahasa Aceh.

“Ini penting karena banyak bahasa daerah di Indonesia yang mulai hilang, termasuk bahasa Aceh yang kini semakin jarang dipakai dalam keseharian, terutama di kalangan anak-anak,” ungkapnya.