BSINews.id | Aceh Besar – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menetapkan status siaga darurat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi berlangsung hingga awal 2026.
Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri, menyampaikan komitmen pemerintah daerah bersama seluruh OPD dan stakeholder terkait untuk terus meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang dapat dipicu oleh intensitas hujan tinggi, angin kencang, maupun tanah longsor.
Hal tersebut disampaikan Syukri saat memimpin Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Hidrometeorologi di Aula BPBD Aceh Besar, Senin (27/10/2025). Rapat turut dihadiri Kalaksa BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil, Asisten II Setdakab Aceh Besar M. Ali, serta sejumlah kepala OPD terkait.
“Sebagai daerah yang rawan bencana, Aceh Besar harus selalu siaga terhadap potensi hidrometeorologi. Kerja sama lintas instansi dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam mitigasi,” ujar Syukri.
Wabup Syukri juga mengapresiasi kerja keras para relawan dan personel tanggap darurat yang selama ini aktif membantu masyarakat saat terjadi musibah di lapangan, bahkan di waktu malam dan kondisi sulit.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil menuturkan, berdasarkan peringatan dini dari BMKG Stasiun Klimatologi Aceh, wilayah Aceh Besar berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
“Musibah seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung bisa saja terjadi di sejumlah kecamatan rawan seperti Mesjid Raya, Leupueng, Kuta Malaka, Blang Bintang, Montasik, dan Darussalam,” ujarnya.
BPBD Aceh Besar mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, serta segera melapor ke Posko BPBD Aceh Besar bila melihat potensi bahaya atau kejadian bencana.
“Masyarakat diharapkan tenang namun tetap siaga, dan mengikuti informasi resmi dari BMKG maupun pihak berwenang,” tambah Ridwan Jamil.



