BSINews.id | Banda Aceh – Sejumlah tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menyampaikan aspirasi terkait sistem pembayaran jasa medis yang dinilai belum transparan dan adil. Mereka mendesak manajemen rumah sakit untuk segera melakukan perbaikan dan memberikan kejelasan mengenai hak-hak tenaga kesehatan.
Dalam pernyataannya, para tenaga kesehatan mengajukan sejumlah tuntutan, mulai dari kenaikan jasa pelayanan untuk perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya, hingga staf administrasi. Mereka juga menuntut transparansi pembayaran, penghentian pemotongan remunerasi, serta pembubaran tim remunerasi yang dianggap tidak berpihak kepada seluruh profesi.
“Kami tidak ingin hanya menjadi pahlawan tanpa jasa tanpa pelayanan yang layak. Tolong perhatikan nasib kami, perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya, dan administrasi yang setiap hari bekerja 24 jam melayani pasien,” tegas Kepala Poli Ortopedi RSUDZA, Sinta, Kamis, 18 September 2025.
Selain itu, tenaga kesehatan juga meminta agar manajemen bersikap adil dan tidak hanya memperhatikan satu profesi tertentu. Mereka menegaskan, keberlangsungan rumah sakit tidak lepas dari kerja keras seluruh elemen yang terlibat.
“Stop eksploitasi kami, jangan lagi ada pemotongan yang merugikan. Sudahi ketidakadilan ini, karena RSUDZA bukan milik segelintir orang, melainkan milik bersama,” demikian salah satu poin dalam tuntutan yang mereka sampaikan.