BSINews.id | Banda Aceh – Akademisi UIN Ar-Raniry, Reza Idria, mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlangsungan perdamaian Aceh yang kini memasuki usia 20 tahun.
Menurutnya, meski perjanjian damai antara Pemerintah RI dan GAM pada 15 Agustus 2005 berhasil bertahan hingga dua dekade, ancaman terhadap perdamaian tetap ada jika masyarakat, khususnya anak muda, tidak memahami makna dan nilai damai itu sendiri.
“Jangan sampai perdamaian ini hanya menjadi memori para penandatangan. Generasi muda yang tidak mengalami konflik harus menjadi pihak yang paling lantang menjaga damai,” ujar Reza saat diwawancarai, Selasa (12/8/2025).
Ia mendorong agar sekolah dan kampus memiliki kurikulum perdamaian, sehingga pengetahuan tentang sejarah konflik dan proses damai menjadi inklusif, bukan hanya milik kalangan tertentu.
Reza juga menyoroti perlunya keterlibatan publik dalam mengawal tata kelola pemerintahan dan penggunaan dana publik. Menurutnya, partisipasi rasional dari masyarakat, termasuk pemuda, sangat penting untuk memperkuat rasa percaya antar pihak.
“Rasa percaya itu rapuh. Cara paling aman menjaganya adalah dengan memastikan masyarakat sejahtera, dan itu membutuhkan peran aktif generasi muda,” tegasnya.