BSINews.id|Banda Aceh – Komunitas Hindu Tamil di Kampung Kedah, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh, masih setia menjaga tradisi yang telah diwariskan sejak 1934. Meski jumlahnya hanya sekitar 25 jiwa, mereka rutin menggelar ibadah dan upacara di Kuil Shri Palani Andawer.
“Kami sudah tinggal di sini sejak sebelum Indonesia merdeka. Ini rumah kami,” ujar Rada Krisna, pendeta yang memimpin kegiatan ibadah.
Salah satu ritual penting adalah Cithirai Maha Puja, perayaan kelahiran Dewa Murugan. Upacara ini berlangsung selama tiga hari dan dihadiri umat Hindu dari luar kota hingga luar negeri. Selain ritual pembakaran api dan pembacaan kitab suci, prosesi juga melibatkan nazar dan arak-arakan.
Pasca-tsunami 2004, kuil ini sempat hancur. Namun berkat swadaya masyarakat dan dukungan pemerintah, tempat ibadah itu dibangun kembali. “Kami dibantu banyak pihak, termasuk warga muslim sekitar,” ujar Rada.
Di tengah keterbatasan, komunitas ini juga berupaya menjaga keberlanjutan tradisi kepada generasi muda. Meski tak semua anak-anak mereka fasih berbahasa Tamil, mereka tetap diajarkan doa, adat berpakaian, dan makna-makna keagamaan sejak dini.
“Kami ingin agar anak-anak kami tahu siapa mereka dan tidak kehilangan akar,” kata Rada.
Ke depan, Rada berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, terutama dalam bentuk dukungan untuk kegiatan keagamaan dan pelestarian budaya.
“Kalau ada anggaran rutin meski kecil, itu bisa sangat membantu. Sekaligus mengenalkan keragaman Aceh ke publik luar,” tutupnya.