Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

Nelayan Keluhkan Pendangkalan Muara Krung Cangkoi, Sulit Melaut-Kapal Bocor

Muara Krung Cangkoi, Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. (Foto: kiriman warga)

BSINews.id | Aceh Barat – Pendangkalan muara Kuala Krung Cangkoi di Desa Panggong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, semakin memprihatinkan. Permasalahan ini menimbulkan sejumlah kapal nelayan terjebak pendangkalan tersebut.

Salah satu nelayan atau pemilik kapal tangkap ikan, Darman Ali mengatakan, selama pendangkalan terjadi nelayan setempat merasa sulit menempuh perjalanan ke laut disebabkan tempat akses utama keluar-masuknya kapal dangkal.

Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

“Kami merasa kewalahan karena kapal nelayan sering kandas di babah krung (mulut sungai) Kuala Krung Cangkoi. Bahkan beberapa kapal di bagian bawahnya rusak akibat pendangkalan,” kata Darman, Kamis 15 Agustus 2024 kemarin.

Menurut Darman, permasalahan pendangkalan muara tersebut sudah terjadi dengan jangka waktu puluhan tahun. Pada tahun 2008 dan 2011 hingga 2024 di muara tersebut banyak memakan korban.

“Sudah zaman ke zaman para nelayan menjadi korban di kuala tersebut, kapalnya rusak di bagian bawah dan ada body-body kapal ditinggalkan oleh nelayan di babah krung itu, tidak mau diperbaiki lagi,” ujarnya.

Dikatakannya, pendangkalan di muara tersebut terjadi saat kondisi air sedang surut. Artinya, air di muara Kuala Krung Cangkoi hanya mencapai ketinggian 50 cm.

Kondisi ketinggian air itu tidak memungkinkan para nelayan menempuh perjalanan. Sebab, setiap kali kapal nelayan melintas terjadi kandas.

“Jadi saat nelayan keluar-masuk melaut harus menunggu air pasang dan gelombang besar terlebih dulu agar bisa melintas,” katanya.

BACA JUGA:  Diduga Sakit Lambung, Nelayan Asal Bireuen Meninggal Dunia di Tengah Laut

Senada dikatakan pemilik kapan nelayan lainnya, Hamdani, beberapa waktu hari lalu kapal nelayan tersangkut di muara tersebut lantaran kandas saat menuju ke laut.

Kapal tersangkut itu berukuran 19 Gross Ton (GT) dengan lebar empat meter, terpaksa berhenti di tengah-tengah Kuala Krung Cangkoi karena bocor di bagian bawah hingga karam.

“Pada Selasa, 13 Agustus 2024 sekira pukul 11.00 WIB, ada satu kapal gagal melaut karena bocor, akhirnya kapal ini ditarik kembali ke dermaga,” imbuhnya.

Ia mengaku permasalahan pendangkalan muara tersebut sering dikeluhkan para nelayan kepada pemerintah, namun belum ada tindakan lanjut.

Padahal para nelayan sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Pj Bupati Aceh Barat dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten setempat.

“Pernah ditindaklanjuti keluhan kami, tapi tidak sempurna karena hanya disedot saja, seharusnya dikeruk dengan benar menggunakan beko (excavator),” tandasnya.

Kedua pemilik kapal atau nelayan tersebut mewakili para nelayan lainnya berharap kepada pemerintah untuk menindaklanjuti perihal keluhan masyarakat nelayan di Aceh Barat.

Mereka meminta agar muara dangkal tersebut dapat dilakukan normalisasi, dengan cara dikeruk dan diperlebar setuntas-tuntasnya oleh Pemkab Aceh Barat dan Pemprov Aceh.[]