Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

70 Desa di Demak Terendam Banjir, Presiden Intruksikan Menteri PUPR dan Pertanian Lakukan Pemulihan

Presiden Joko Widodo mengunjungi korban terdampak banjir. (Foto: Tangkap layar Youtube Sekretariat Presiden)

BSINews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi lokasi posko pengungsian korban banjir di SMK Ganesa Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat, 22 Maret 2024.

Diketahui sebelumnya banjir di Demak terjadi pada Sabtu, 16 Maret hingga Rabu, 20 Maret 2024. Terhitung 13 kecamatan atau 70 desa di Demak terendam banjir dan berdampak pada 97.000 warga.

Iklan Dinas PUPR Aceh Barat

Banjir itu awalnya melanda daerah setempat imbas dari cuaca ekstrem atau intensitas hujan tinggi hingga menyebabkan tanggul penahan air sungai jebol.

Presiden Jokowi mengatakan, sejumlah langkah tentu diperlukan dalam mengatasi banjir yang merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Demak.

“Sejumlah tanggul jebol itu sudah dilakukan perbaikan, tadi malam yang lebar itu yang jebol 15 meter jam 01.00 WIB sudah tertutup. Itu diselesaikan selama empat hari berturut-turut,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengurangi curah hujan ekstrem dengan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).

“Kita harapkan yang kedua awan di atas juga telah dilakukan TMC sehingga bisa digeser ke arah laut. Ini juga akan sangat mengurangi hujan yang ada di Kabupaten Demak dan sekitarnya,” lanjutnya.

Presiden Jokowi pun mengingatkan akan pentingnya menjaga lahan dan sungai dari sedimentasi. Hal tersebut menurutnya bila tidak terjaga baik, maka akan berdampak pada peningkatan risiko banjir.

“Semua waduk, semua sungai itu problemnya selalu sedimentasi. Kenapa itu terjadi? Karena juga tidak dihambat di hulunya tanaman-tanaman yang banyak, banyak yang ditebang, problemnya semua di situ. Kalau tidak terjadi banjir bandang ya banjir, problemnya di situ,” tandasnya.

BACA JUGA:  Kunker Presiden Jokowi ke Sultra, Ini Agendanya

Terkait dengan bangunan yang rusak akibat bencana banjir, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian PUPR dan BNPB akan melakukan pengecekan dan pemulihan.

Pemulihan itu juga termasuk kepada pemberian bibit tanaman dari Kementerian Pertanian untuk mengembalikan lingkungan yang terdampak.

“Nanti Kementerian PU biar dicek dengan BNPB, termasuk yang tanamannya rusak nanti akan diberi bibit lagi dari Kementerian Pertanian,” pungkasnya.[]